Wahai sang pencipta, apakah hati ini telah dibutahkan oleh indahnya ciptaan-Mu Kelembutan hatinya membuatku terpana. . . Melihat kehindahan Rembulan, Sama seperti melihat keindahan wajahnya. Sungguh kuat dia menghadapi ini semua. . . Menghadapi keaadaannya…
Qalbu ini ingin rasanya teriak sekeras-kerasnya Sengaja tanpa sengaja kulukai kusakiti kumencaci orang dan diri melupakan melupakan diri dari karuania Ilahi Ya Rabb akankah ada ampunan buat qalbu ini Dengan segala tipu daya menutupi kebusukan…
Di sini….. Kusaksikan pergantian masa Surya tenggelam mengundang rembulan Sahutan ayam terdengar memanggil fajar Telah mengambil bagian diriku Di sini….. Kumengenang hari-hari yang telah berlalu Membawaku dalam kebekuan jiwa Di dalam dunia lamunan Yang terus…
Dari dalam dirimu bila kau mau dan mampu lukislah sebuah senyuman di bibirmu karena itu indah bak mentari pagi yang memberikan keceriaan hari laksana langit senja yang pamit menghadirkan ketenangan angkasa dengan bulan dan gemintang…
Di depan cermin kuberkaca kulihat sesosok tubuh berdiri tanpa suara matanya memandang hina menatapku penuh cela senyum tipis di bibirnya hampir sirna berhias seribu cerca Terbersit sebuah rasa di hati tentang kekufuran diri tentang syukurku…
Dekat….. dekat…. dekat…. itu yang bisa terucap oleh lisan ini Kuyakin hati inipun berkata demikian seakan tidak mau melepaskanmu Sedekat kita seperti udara yang kita hirup, dan seperti air yang kita minum. Bahkan kedekatan kita,…
Hari demi hari terus berlalu melewati siang dan malam Hingga tak terasa aroma nostalgia kembali bersemi dan mewangi mengharumi bulan April ini. Ya… bulan yang membawaku mengenal sesosok bidadari jiwaku yang telah banyak menyimpan angan…