Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Anda kembali teringat saat itu, saat di mana Anda bertemu dengan suami untuk peama kalinya. Saat itu Anda dan dia begitu menggebu-gebu, tak terpisahkan, saling tergila-gila, bahkan sering memuji satu sama lain. Namun kini, semua itu hanya masa lalu. Sekarang, Anda dan dia malah lebih sering duduk terpisah ketika menghadiri jamuan nikah, lebih memilih pergi sendiri-sendiri ketika mengurusi urusan masing-masing, bahkan tragisnya, sudah tak pernah berciuman lagi.
Menyedihkan memang, namun itulah sedikit gambaran tentang fakta yang didapat oleh tim peneliti Saga, salah satu perusahaan asuransi di Amerika. Lewat survei yang dilakukan kepada 1.900 relawan cerai usia 50 ke atas di Inggris, didapati beberapa penyebab mengenai alasan mengapa banyak pasangan paruh baya justru mengucapkan kata “pisah”. Fakta di atas sebenarnya bukan isu baru, sebab Office for National Statistics mengungkapkan bahwa kasus perceraian usia paruh baya sempat menyentuh titik puncaknya pada tahun 2004 silam, yakni sebanyak 25 ribu kasus, hingga akhirnya merosot menyentuh titik 22 ribu, angka rata-rata selama beberapa tahun belakangan.