Gisel baru berumur 5 tahun, namun sudah sering terlibat pertengkaran dengan Nancy, seorang ibu muda. Dia selalu mencari masalah, membantah, bahkan berani membentak dan memukul Anda. Gregor, yang lebih tua dua tahun, lebih diam namun selalu bertentangan dengan ayahnya. Entah karena takut atau malas berkonfrontasi, dia memilih diam dan masuk kamar. Begitu pula Gisel dan Gregor, mereka jarang sekali bermain bersama dan selalu ada yang mereka ributkan ketika bersama. Sudah jelas ada yang salah dengan keluarga Nancy. Anda bisa membayangkan, di tengah keadaan yang seperti itu, sebuah keluarga tidak mungkin berkumpul dan melewatkan waktu bersama dalam suasana riang gembira.
Inilah yang bisa Anda lakukan:
Memberi contoh yang baik.
Seorang anak bagaikan kertas polos, jika mereka bertingkah aneh-aneh pasti ada yang dijadikan contoh oleh mereka. Pengaruh yang paling kuat berada di orang tua, namun jika orang tua tidak terlalu sering bersama anak, maka bisa jadi pengaruhnya berasal dari sumber lain.
Kesopanan.
Kesan baik lekat sekali dengan kesopanan karena untuk menjadi sopan kita harus hormat dan memikirkan kepentingan orang lain. Buat peraturan untuk meminta sesuatu dengan kata ‘bolehkah, maukah, tolong’ dan selalu mengatakan ‘terima kasih’ ketika seseorang memberikan atau melakukan sesuatu untuknya.
Nada suara.
Nada tinggi sebaiknya tidak dikombinasikan dengan rasa marah, kecewa, sedih dan perasaan negatif lainnya. Jika Anda dan suami biasa melakukannya, maka awali dengan ‘satu minggu tanpa nada tinggi’. Seiring nada suara Anda yang semakin tenang, kata-kata Anda juga akan ikut melembut.
Empati.
Ajarkan dan beri contoh pada anak dan suami untuk tidak malu mengungkapkan rasa sayang pada anggota keluarga. Jika ada yang melakukan kesalahan, daripada mengatakan ‘aku sudah mengatakannya’ lebih baik katakan ‘apa kamu tidak apa-apa? Ada yang bisa aku bantu?’ dan kata yang menunjukkan empati lainnya. Dan juga jangan pelit untuk mengatakan ‘aku sayang kamu’.
Tukar peran.
Di suatu sore saat sedang beristirahat, buatlah permainan ‘tukar peran’. Minta si kecil menjadi Anda dan Anda menjadi bayi misalnya, atau Anda menjadi si kecil yang akan berangkat sekolah. Anda bisa juga meminta putra Anda menjadi ayahnya dan ayahnya menjadi putra Anda yang habis melakukan kesalahan.
Timbal balik.
Jangan menutup mata pada usaha setiap anggota keluarga untuk memperbaiki diri. Berikan timbal balik untuk menunjukkan Anda mengetahui dan menghargai usaha mereka. Timbal balik ini bisa berupa makan bersama dengan menu istimewa, pujian, waktu yang lebih banyak untuk belanja dan bermain bersama, tambahan uang saku.