Sakit hati, kecewa, malu, dan marah. Itulah yang Anda rasakan waktu memergoki pasangan yang dipercaya selama ini membagi cintanya dengan orang lain. Namun, perlu Anda sadari, tidak hanya Anda yang mengalami trauma menghadapi perselingkuhan, buah hati juga bisa menjadi korban yang terlupakan. Hati-hati, si kecil juga bisa merasa bahwa ia memiliki andil terjadinya ‘perang’ di antara Anda berdua. Pada masa ini, anak biasanya akan merasa tidak aman, tidak diinginkan, sedih dan kesepian, marah, kehilangan,dan merasa bersalah.
Perasaan-perasaan tersebut, oleh anak dapat termanifestasi dalam bentuk perilaku beragam seperti suka mengamuk, menjadi kasar, dan tindakan agresif lainnya. Sebaliknya, anak dapat berubah drastis menjadi pendiam, tidak lagi ceria, tidak suka bergaul, sulit berkonsentrasi dan tidak berminat pada tugas sekolah sehingga prestasi di sekolah cenderung menurun. Karena itu, sangat penting terjalin komunikasi antara kedua orangtua dan anak mengenai situasi itu. Orangtua kadang menganggap anak masih terlalu kecil untuk memahami masalah ini. Andalah yang harus mendahului berkomunikasi dengan anak. Jangan sampai anak merasa kesepian dan kebingungan tanpa bimbingan, terutama tanpa perhatian dan kasih sayang ayah dan ibunya.