Dalam perjalanan saya keliling Indonesia, dari satu pulau ke pulau lainnya, dari satu kota ke kota lainnya, dan dari dari satu desa ke desa lainnya, hingga perjalanan saya ke beberapa negara di luar negeri, saya mengamati bahwa di sekeliling kita banyak terjadi perubahan demi perubahan. perubahan dari musim ke musim berikutnya. Menghadapi perubahan tersebut, kita pun harus berubah dan bertumbuh, jangan terjebak dalam kemapanan, lebih-lebih lagi jangan terjebak pada ketidakdewasaan rohani.
Pada zaman transisi ini, dimana sekitar kita banyak berubah, sangat diperlukan waktu, kesabaran dan ketekunan untuk belajar, memahami dan menghayati, terutama dalam mengikuti perkembangan teknologi informasi dan komunikasi untuk menggapai kebebasan informasi. Dalam keadaan seperti yang terjadi di Indonesia, maka kita perlu menganalisa ulang dan menata kembali tujuan, sasaran, tata cara lama, kebiasaan lama, program yang lama maupun sistem yang lama.
Sebagai contoh adalah pada saat Indonesia kalah dalam Pertandingan Thomas Cup dan Uber Cup beberapa waktu lalu. Dari situ kita mendapat pelajaran bahwa Indonesia sebaiknya lebih fokus pada pembinaan bulu tangkis, karena sebelumnya Indonesia merupakan negara yang berkali-kali menjuarai pertandingan bulu tangkis tingkat dunia. Sebaiknya pula Indonesia lebih fokus pada pembibitan atlet bulu tangkis. Andaikan diambil 1 persen saja, maka ada 300.000 orang anak, dan jika diambil 1 persennya lagi maka masih ada 3000 orang anak. Dari 3000 orang anak itupun jika diambil 10 persennya lagi masih ada 300 orang anak.
Bangsa Indonesia perlu banyak berdoa dan belajar untuk bergerak naik pada tingkat berikutnya dengan banyak belajar dan membaca, khususnya dalam bidang Teknologi Informasi. Disraeli pernah mengatakan. Kini saatnya bangsa Indonesia bergerak maju untuk memenuhi panggilan-Nya. Saatnya Allah Yang Maha Kuasa mengangkat bangsa Indonesia sesuai dengan tujuan-Nya untuk melengkapi kita ke arah pencapaian yang besar.
Bersiaplah untuk menerima tanggung jawab berikutnya, yang lebih besar, dengan otoritas yang lebih besar, tetapi tetaplah rendah hati, jangan sombong. HikmatNya akan turun dan menggerakkan kita untuk lepas dan mengalir dalam kehendakNya tanpa keterbatasan. Sekali lagi, segala sesuatu ada prosesnya, membutuhkan waktu, kesabaran, semangat, dan persiapan. Bergeraklah maju dengan iman yang berani, naik ke peringkat berikutnya, kejarlah, melangkahlah lebih maju daripada langkah-langkah orang lain. Jalan Tuhan adalah adalah jalan iman, kita tahu semua konsep dan prinsip-prinsip, tetapi tanpa iman yang berani, kita tidak akan pernah bisa keluar untuk mencapai apa yang Tuhan rencanakan.