Menikah mungkin menjadi obsesi sejumlah pasangan yang telah merasa jodoh. Namun, saat mulai melangkah ke tahapan serius untuk mewujudkan obsesi itu, seringkali wanita merasa tidak yakin. Rasa ragu menjelang hari pernikahan merupakan bagian dari apa yang disebut dengan sindroma pranikah. Rasa itu biasanya mudah muncul lewat sentilan-sentilan kalimat yang ringan dari orang sekeliling.
Ada beberapa trik yang harus di simak agar tak terpengaruh sentilan remeh.
“Jangan menikah.”
Mungkin mereka hanya tidak tahan melihat orang lain bahagia. Jika Anda berhadapan dengan pernyataan seperti ini, cobalah tanggapi dengan jawaban positif, “Yah, kita begitu bersemangat untuk menikah, kami saling mencintai dan sangat banyak hal yang bisa menyakinkan kami untuk bersatu.”
“Dekorasinya harus bagus.”
Ini mungkin salah satu yang paling sering didengar calon pengantin. Setiap orang memang memiliki selera berbeda. Tapi, satu-satunya orang yang benar-benar harus mencintai dekorasi dalam resepsi pernikahan adalah Anda dan pasangan.
“Kamu akan menikah, maka itu sangat merepotkan bagi kami.”
Kemungkinan besar pernikahan Anda dianggap bisa merepotkan keluarga. Tanggal dan lokasi pernikahan membuat orangtua, calon mertua, atau sahabat mungkin sulit hadir. Jika ada yang menegaskan bahwa tanggal Anda tidak nyaman bagi mereka, respons dengan jawaban sopan seperti, “Tujuan kami tidak pernah membuat siapa pun merasa tidaknyamanan dengan pernikahan kami.”
“Pernikahan itu mahal.”
Pakaian, harga cincin, katering, sewa gedung, biaya bulan madu. Semua harus Anda tebus untuk sebuah pernikahan. Setiap pasangan pengantin pasti menerima serbuan pertanyaan tentang biaya pernikahan.