Mau Irit Tetapi Tertipu Juga!


Selagi asyik memperhatikan deretan koleksi sepatu merek kesayangan, Tina dikejutkan oleh tepukan hangat seorang pelayan toko. “Bu, dengan berbelanja minimal Rp50.000,- di toko kami pada hari ini, ibu akan mendapatkan voucher belanja gratis Rp50.000,-. Hanya untuk hari ini lho bu”. Mata Tina segera berbinar begitu mendengar tawaran menggiurkan tersebut. Namun, matanya kembali meredup saat ia mendapati bahwa voucher tersebut baru bisa digunakan pada pembelian kedua dengan pembelanjaan minimal Rp200.000,-.

 

Pernahkah Anda mengalami kejadian serupa yang dialami Tina? Maunya irit, eh malah tambah boros. Menurut Dan Ariely, PhD, pengarang buku terlaris PREDICTABLY IRRATIONAL, setidaknya ada 4 jebakan pemborosan yang mesti diwaspadai saat melakukan transaksi.

READ:  Tempat Tidur Juga Bisa Jadi Penggambaran Karakter Anda

Bonus gratis

Belajar dari kejadian yang menimpa Tina, Ariely menyarankan agar kita berhati-hati dengan kata ‘gratis’ ini. Sebab menurutnya, para produsen memang gemar menawarkan beragam paket penjualan yang diiming-imingi bonus gratis, seperti gratis ongkos kirim, beli 2 gratis 1, gratis undian doorprize/ voucher setelah pembelian minim dengan nominal tertentu, dan sebagainya.

Tawaran aji mumpung

Katakanlah Anda sedang melaju ke salon langganan untuk sekedar merapikan rambut. Sejumlah budget sudah dianggarkan, cukup untuk ongkos potong saja. Begitu tiba di sana, dengan semangat yang tinggi, tukang potong menawarkan paket hemat: potong dan creambath cuma tambah Rp20.000.

READ:  Saat Anda Berdebat Dengan Pasangan Agar Tidak Makin Memperuncing Masalah

Makin banyak, makin murah

Anda sedang mencermati tarif yang tertera pada produk buah kalengan; 250 gram – Rp10.000,
500 gram – Rp17.500,
1000 gram – Rp 30.000.
Hmm, kondisi ini pun membuat pikiran melayang, “Beli yang besar jauh lebih murah. Bisa dipakai untuk pesta koktail berikutnya nih…” Jika awalnya yang dibutuhkan hanyalah yang berukuran mini, maka godaan di balik penawaran ‘makin banyak, makin murah’ bisa membuat Anda membeli lebih dan tentunya membayar lebih juga.

Lebih dari yang dibutuhkan

READ:  Tips Pembangkit Semangat Kerja di Kantor

Penelitian Ariely menunjukkan bahwa manusia memiliki kecenderungan takut ketinggalan zaman. Ketakutan ini membuat manusia menghabiskan uang lebih untuk sesuatu yang bahkan belum tentu dipahaminya. Contoh ponsel, jika Anda ingin membelikan ibunda tercinta sebuah ponsel, maka belilah yang sesuai kebutuhan, kesanggupan, dan dana. Membelikan ponsel berkamera dengan resolusi tinggi jelas hanya membuang uang.