Berbagai macam obat saat ini tersedia yang aman dan efektif membasmi kuman Neisseria gonorrhoeae, memutuskan mata penularan, menghilangkan gejala dan mengurangi kemungkinan gejala sisa. Untuk pengobatan yang optimal dianjurkan infeksi yang menyertai gonore juga diberikan pengobatan dengan rejimen yang sesuai sebab gonore sering disertai dengan infeksi Chlamydia trachomatis.
Pada tahun 1930-an pengobatan gonore menggunakan sulfonamide. karena timbul resistensi maka pada tahun 1946 digunakan ‘Mr. P’ilin. Pengobatan gonore menjadi lebih sulit dan mahal sejak 1970, ini disebabkan meningkatnya resistensi gonore terhadap beberapa jenis antibiotik termasuk ‘Mr. P’ilin yang mendorong peningkatan dosis dan kombinasi dengan probenesid. Pada tahun 1983 resistensi terhadap ‘Mr. P’lin dan tetrasiklin makin tinggi sehinga tahun 1989 ‘Mr. P’ilin dapat dikatakan sudah tidak efektif lagi dan dianjurkan seftriakson per im dosis tunggal.
Pengobatan yang efektif untuk mengobati gonore tanpa komplikasi yaitu:
A. ‘Mr. P’ilin dan derivatnya
‘Mr. P’ilin terikat pada protein membran atau enzim yang mensintesis murein seperti transpeptidase dan memutuskan pertumbuhan serta metabolisme organisme.
– Yang efektif adalah ‘Mr. P’ilin-G prokain dosis 3 – 4,8 juta IU ditambah 1 gram probenesid. Obat ini menutupi gejala sifilis. Tidak dianjurkan pada orang yang alergi ‘Mr. P’ilin.
– Ampisilin dan amoksisilin: dosis ampisilin 3,5 gram ditambah 1 gram probenesid dan amoksisilin 3 gram ditambah 1 gram probenesid. Tidak dianjurkan pemberian secara injeksi dan kontraindikasi bagi orang yang alergi ‘Mr. P’ilin. Pemakaian obat im memberikan resistensi yang tinggi sehingga tidak menjadi pengobatan pilihan pertama pada penatalaksanaan gonore. Resistensi timbul melalui dua mekanisme utama yaitu melalui mutasi kromosom spontan dan plasmid yang menyebabkan hidrolisis ikatan beta laktam atau perubahan target ‘Mr. P’ilin.
B. Golongan Kuinolon
Obat pilihan dari golongan kuinolon untuk pengobatan Gonore adalah:
– Siprofloksasin 500 mg oral diberikan dosis tunggal, untuk wanita hamil masuk dalam kategori C. Pada anak-anak tidak dianjurkan.
– Ofloksasin 400 mg oral diberikan dosis tunggal, untuk wanita hamil masuk dalam kategori C. Pada anak-anak tidak dianjurkan..
C. Golongan Sefalosporin
– Seftriakson 125 – 250 mg IM diberikan dosis tunggal, untuk wanita hamil masuk dalam kategori B. Dosis anak-anak 25-50 mg/ kgBB IM dosis tunggal.
– Cefiksim 400 mg oral diberikan dosis tunggal, untuk wanita hamil masuk dalam kategori B. Dosis anak-anak < 45 kg: 8 mg/kgBB oral dosis tunggal, > 45 kg: dosis sama dengan orang dewasa.
Rejimen yang direkomendasikan Centers for Disease Control and Prevention (CDC):
– Pilihan pertama seftriakson 125 mg TM dosis tunggal dan pilihan kedua sefiksim 400 mg oral dosis tunggal kemudian siprofloksasin 500 mg oral dosis tunggal atau ofloksasin 400 mg oral dosis tunggal. Dosis tunggal 500 mg oral siprofloksasin sama efektif dan keamanannya dengan dosis tunggal 250 mg untuk pengobatan gonore tanpa komplikasi.
– Dari hasil penelitian tidak ditemukan kasus resistensi kuinolon di Amerika Serikat tetapi ditemukan penurunan kepekaan beberapa kuinolon di Asia dan Amerika Utara oleh karena itu dianjurkan dosis siprofloksasin 500 mg daripada 250 mg di daerah ini.
D. Spektinomisin
Digunakan pada kasus resistensi ‘Mr. P’ilin. Bekerja dengan menghambat sintesis protein dengan berikatan pada subunit ribosom 30S dan mengubah morfologi permukaan gonokokus yaitu protein membran sitoplasma sehingga terjadi lisis dan kematian sel.-Dosisnya 2 gram IM dosis tunggal, untuk wanita hamil masuk dalam kategori B. Dosis untuk anak-anak 40 mg/kgBB IM dosis tunggal.
E Aminoglikosida
– Karamisin 2 gram IM dosis tunggal.
– Gentamisin 240 mg IM dosis tunggal.
F. Tiamfenikol
Tiamfenikol diberikan dengan dosis 2500 mg diberikan selama 2 hari.
G. Azitromisin
Azitromisin 2 gram efektif untuk infeksi gonore yang disertai dengan infeksi Chiamydia trachomatis.
Cotrimoksazole kombinasi sulfametoksazole dan trimetoprim Xmg/80mg, oral) diberikan selama 3 hari.
Keterangan:
– Kategori B: Pada binatang percobaan tidak memberikan risiko pada fetus, tetapi tidak ada studi kontrol pada wanita dan pada binatang percobaan yang menunjukkan efek samping yang belum dikonfirmasikan pada wanita hamil trimester pertama (dan tidak ada bukti untuk trimester selanjutnya)
– Kategori C: pada binatang percobaan menunjukkan teratogenik dan tidak ada studi kontrol pernah dilakukan pada wanita atau binatang. Obat hanya diberikan jika manfaatnya lebih besar untuk fetus.