ebagian besar orang akan menyebutkan kata-kata ‘komitmen,’ ‘kesetiaan,’ ‘kepercayaan,’ dan ‘saling melengkapi’, untuk menggambarkan sebuah pernikahan bahagia. Tapi menurut studi terbaru, pasangan yang mengutamakan dirinya sendiri dan membantu pasangan menjadi lebih baik akan merasa lebih bahagia. perkawinan adalah sebuah kemitraan emosional dan intelektual, bukan sekadar mencari keamanan atau status sosial. Saat menikah, pasangan harus menikmati menjadi diri sendiri dan berkembang dalam hubungan.
Berarti, menikahi seseorang akan membantu Anda tumbuh menjadi individu yang lebih baik. Pernikahan untuk menjadikan diri sendiri makin baik memang terdengar egois. Namun peneliti Universitas Monmouth New Jersey mengatakan, lebih banyak pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari pasangan dengan aktivitas dan keinginan besar, makin bahagia sebuah komitmen pernikahan. Sama halnya saat berolahraga. Umumnya, seseorang akan belajar menyukai sebuah olahraga hanya karena olahraga tersebut adalah favorit pasangan mereka. Padahal sebelumnya mereka tak menyukainya.
Perlu Anda tahu, pada gilirannya Anda berdua akan berbagi pengalaman, saling menghormati, berbagi cerita dan menjadi investasi emosional. Jika Anda tumbuh dan mendapatkannya dari pasangan, Anda akan menghormati pasangan. Dan, bisa membantu pasangan menjadi lebih baik akan sangat menyenangkan,” katanya. Memprioritaskan kebutuhan intelektual dan emosional bukanlah sesuatu yang egois dan tidak akan membuat seseorang berpaling dari pasangan. Sebaliknya, melihat pasangan Anda semakin baik dan berkontribusi dalam perubahannya akan membuat hubungan semakin berkembang dari waktu ke waktu.