Kondisi demikian disebut ‘extreme jobs’ oleh pakar ekonomi Sylvia Ann Hewlett. Belum lagi dengan mereka yang harus menghadapi tekanan deadline atau perjalanan keluar kota berkali-kali. Jika dihitung-hitung mereka bisa menghabiskan 60 jam seminggu hanya untuk mengurusi pekerjaan. Tak hanya di kantor, sebuah studi baru-baru ini mengemukakan, hampir dua pertiga pengguna BlackBerry membawa serta BB mereka saat ke kamar mandi, sementara 37% pemilik laptop menghabiskan waktu di ranjang dengan mengetik. Mungkin inilah salah satu alasan mengapa banyak wanita single yang ehm..terlalu sibuk untuk berkencan. lain pula masalah bagi yang sudah berkeluarga. Masalah datang saat Anda tak pernah berhenti, sebab Anda tak memiliki kesempatan untuk bisa berkomunikasi dengan wajar bersama pasangan atau anak-anak,
Sebuah studi lain di Amerika juga menemukan bahwa perceraian meningkat 2 kali lipat dalam pernikahan yang salah satu pasangannya seorang workaholic. Harga mahal lain yang harus dibayar oleh para wanita gila kerja adalah masa menopause yang datang lebih cepat dari semestinya. Dari berbagai kenyataan dan studi di atas jelas bahwa resesi tidak hanya memaksa wanita/ pria untuk bekerja lebih lama, namun juga berpotensi merusak kesehatan dan kehidupan pribadi serta keluarga seseorang. Bagi Anda yang mulai merasa sering terlalu lelah, jarang berkomunikasi dengan keluarga, maka kini saat yang tepat untuk mengkoreksi karir Anda. Layakkah karir cemerlang dibayar dengan mengorbankan keluarga? Anda yang memutuskannya.